Allah Sang Pencipta Segalanya - sebagai orang islam yang baik dan berpendidikan, dan diantara ilmu yang wajib kita ketahui dan pelajari adalah bahwa sesungguhnya Allah Subhaanahu wa ta'alaa adalah tuhan yang esa sang pencipta alam semesta.
Allah Subhaanahu wa ta'alaa adalah dzat yang satu/esa terhadap segala galanya. Ia ada sebelum segala sesuatu ada. Baik dari: bintang yang ada di langit malam, matahari yang terbit tatkala pagi datang dan sebagainya. Allah lah yang menciptakan mereka semua.
Allah Sang Pencipta Segalanya
Namun, ada saja di akhir zaman ini segelintir manusia yang mengaku paling benar. Tapi herannya adalah mereka blak-blakan menggunakan dalil sahih tapi pemahaman mereka tidaklah sahih.
Seperti permasalahan sederhana ini. Mereka mengatakan Allah bertempat, Allah bertangan, Allah berwajah, Allah berkaki dalam sebagainya.
Padahal, Allah sudah ada sebelum, kaki, tangan, wajah dan tempat itu ada. Artinya: Allah adalah awal dari segala-galanya. Karena Allah Subhaanahu wa ta'alaa adalah awal dari segala-galanya, maka akal sudah bisa mencerna bahwa memang permulaan Allah Subhaanahu wa ta'alaa tidaklah sebagaimana makhluk.
Makhluk ada berproses, bertempat dan memiliki anggota badan. Sedangkan proses adanya Allah tidaklah demikian. Dzat Allah suci dari apapun yang berhubungan dengan makhluk-makhluk nya.
Fatwa Alim Ulama
Sebagaimana yang sudah disampaikan oleh Al Imam At-thabari dalam kitab beliau:
فاالله تعالی : هو الواحد الذي كان قبل كل شيئ, والكائن بعد كل شيئ, والاوّل قبل كل شيئ, وآخر بعد كل شيئ, وأنه كان ولا وقت ولا زمان, ولا ليل ولا نهار, ولا ظلمة ولا نور, ولا سماء ولا أرض, ولا شمس ولا قمر ولا نجوم, وأن كل شيئ سواه محدث مدبّر مصنوع, انفرد بخلق جميعه بغير شريك ولا معِين ولا ظهير, سبحنه من قدرٍ قاهرٍ.
Makna: Maka Allah Ta'ala: dialah dzat yang esa, yang sudah ada sebelum terciptanya segala sesuatu, dan yang telah mengadakan segalanya sebelum segala sesuatu itu ada, dzat yang pertama sebelum adanya segala sesuatu, dzat terakhir setelah tiadanya segala sesuatu. Dan sesungguhnya Allah sudah ada tanpa adanya waktu, zaman, malam, siang, gelap, terang, langit, bumi, matahari, bulan, bintang, dan segala sesuatu selain dia (Allah) adalah baru, teratur (memang sudah diatur untuk ada), dan tekerjakan (adanya karena diciptakan) Allah sendiri yang menciptakan semuanya tanpa adanya teman, orang yang membantu dan tak nampak. Maha suci dzat yang Qadiir dan yang Qahiir.[1]
- Pengertian: Allah telah menciptakan segalanya, maka apa yang telah ia ciptakan dinamakan Muhdast atau sesuatu yang baru. Dan Allah tidak pernah menirukan atau menyamakan dzatnya dengan makhluk yang telah baru ia ciptakan.
- Karena Allah Subhaanahu wa ta'alaa sudah ada sebelum: Bumi, Langit, Waktu, Tempat, Jisim itu ada. Jadi, permulaan Allah Subhaanahu wa ta'alaa tidak diliputi apapun, tidak disertai apapun dan tidak ter-masa dengan waktu apapun. Allah Subhaanahu wa ta'alaa ada hingga saat ini sebagaimana ia yang dulu.
Sebagaimana yang pernah dikatakan langsung oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib:
وَقد قَالَ امير الْمُؤمنِينَ على رَضِي الله عَنهُ ان الله تَعَالَى خلق الْعَرْش اظهارا لقدرته لَا مَكَانا لذاته وَقَالَ ايضا قد كَانَ وَلَا مَكَان وَهُوَ الْآن على مَا كَانَ.
Makna: sungguh sudah berkata seorang Amirul mu'minin yaitu Ali Bin Abi Thalib, beliau mengatakan; sesungguhnya tujuan Allah menciptakan Arasy hanya untuk memperlihatkan/menampakkan kekuasaan nya bukan guna memberikan tempat untuk dzatnya. Dan ia mengatakan pula; sungguh mulai dulu Allah sudah ada dan tidak bertempat dan kini ia (Allah) ada sama seperti dulu (ada tanpa tempat).[2]
Kesimpulan: Sesungguhnya Allah Subhaanahu wa ta'alaa ada tanpa tempat, sebab Allah tidak akan pernah menyerupai apapun yang telah ia ciptakan.
Oleh: M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN, DH
Referensi
- Kitab: Taarikh Ar-rasul Wa Al Muluuk, Juz: 1, Halaman: 30
- Kitab: Al Farqu Baina Firaq, Halaman: 333
